Rabu, 14 Maret 2018

Asal Usul Suku Dayak

Asal usul suku dayak diperkirakan merupakan keturunan dari ras Mongolid, Asia. Seperti diketahui bahwa 2000 tahun sebelum masehi, benua Asia masih menyatu dengan Pulau Kalimantan. Ras mongolid yang terdesak karena kalah perang, mengembara ke arah Selatan, mulai dari Semenanjung Malaya, Serawak, hingga Kalimantan. Ras Mongolid ini kemudian menetap, mendirikan perkampungan di tepian-tepian sungai, beranak pinak, dan membangun kebudayaannya sendiri di tanah Borneo.

Asal Usul Suku Dayak
Seiring waktu berlalu, suku bangsa Melayu dari Sumatera dan Semenanjung Malaya, Orang-orang suku Bugis, Makassar, dan Jawa yang datang dalam rentang waktu yang lama, mendesak orang-orang ras Mongolid yang menjadi asal usul suku dayak ini untuk semakin masuk, naik ke huluan sungai. Mereka terpencar-pencar, menyebar, dan mendiami daerah daerah pedalaman. Masing-masing dari mereka kemudian mengembangkan adat budayanya masing-masing dan menjadi cikal bakal beragamnya sub etnis suku dayak di tanah Kalimantan.

Advertisement
Di runut dari sejarahnya, suku dayak sebetulnya pernah mendirikan sebuah kerajaan bernama Kerajaan Dayak Nansarunai. Akan tetapi, kerajaan ini tidak bertahan lama. Ia digempur dan dihancurkan oleh kedigdayaan Majapahit yang saat itu tengah gencar melakukan ekspansi wilayah.

Asal Usul Suku Dayak
Sejarah dan asal usul suku dayak juga dipengaruhi oleh budaya dari suku atau bangsa lain yang masuk ke wilayah Kalimantan. Misionaris Kristen misalnya yang telah berhasil mengubah kepercayaan suku dayak yang awalnya animisme menjadi percaya pada Al-Kitab, budaya Islam yang dibawa orang-orang Jawa di masa kejayaan kerajaan Demak telah membuat sebagian kecil masyarakat dayak beralih menganut Islam, serta kebudayaan Tionghoa yang menambah keragaman pengetahuan seni mereka seperti piring malawen, belanga, dan peralatan keramik.

Asal Usul Suku Dayak
Terlepas dari akulturasi dan pengaruh budaya dari suku bangsa lainnya, pada kenyatannya saat ini suku dayak telah terbagi menjadi 6 stanmenras atau 6 rumpun. Keenam rumpun yang antara lain rumpun Klemantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan, rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju, dan rumpun Punan tersebut menyebar ke seluruh wilayah di Kalimantan, mulai dari Kalimantan Barat, Timur, Tengah, Selatan, dan Kalimantan Utara. Keenam rumpun tersebut juga terbagi lagi menjadi ratusan sub suku dayak yang daftarnya dapat Anda lihat di sini.
Advertisement
http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/asal-usul-suku-dayak.html

Belian, Pengobatan Tradisional Metode Alam Bawah Sadar






Liputan6.com, Kutai Barat: Alam Kalimantan memang terkenal menyimpan segenap kearifan sekaligus misteri yang tersirat di dalam tradisi kesukuan. Suku Dayak Tunjung, misalnya. Suku yang mendiami kawasan hilir Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, ini tak pernah luntur memegang teguh tradisi para leluhur secara turun temurun. Salah satunya ritual Belian, yakni prosesi pengobatan yang lebih mengedepankan unsur tradisional.

Di masyarakat Dayak Tunjung, pemelian atau pengusung ritual Belian memiliki fungsi layaknya seorang dokter. Namun, secara tradisional pemelian ini memiliki cara tersendiri untuk meyembuhkan penyakit. Secara teknis, pemelian menggunakan terapi secara spiritual magis yang sakral untuk menyembuhkan para pasiennya, seperti yang diwariskan para leluhur. Pak Jino, misalnya tetua ritual Belian. Ia melewati waktu 40 tahun menjalani perjalanan spiritual sebagai seorang pemelian. Kini, Pak Jino sudah mencapai tahap tutus dalam pengertian Dayak seorang yang menjiwai dan menguasai mantra-mantra serta mampu membuat ramuan.

Kepercayaan akan keahlian seorang pemelian memang tak lepas dari kondisi permukiman warga Suku Dayak. Maklum, lokasi permukiman yang sulit dijangkau transportasi umum dan jauh dari perkotaan membuat mereka tetap mempercayai akan fungsi seorang pemelian. Mereka juga menjadi alternatif utama bila ada penderita suatu penyakit belum mendapat kesembuhan dari pengobatan dokter.

Dalam ritual Belian sebenarnya tak hanya sekadar prosesi pengobatan semata. Tapi, di dalamnya terkandung sebuah ikatan sosial, yang menjadi perekat nilai kebersamaan di antara masyarakat Dayak. Meski secara keagamaan mereka telah menganut agama samawi, kepercayaan adat terhadap leluhur masih tetap dipegang teguh.

Ini seperti dilakukan keluarga Calu, warga Kampung Bohoq, Kutai Barat, Kaltim. Pak Jino diminta untuk menyembuhkan kejiwaan yang diderita istri Calu, Rukiyat. Kali ini, Pak Jino menggelar rangkaian prosesi ritual Belian dengan ditemani tujuh pemelian lainnya. Mereka membaca doa dan mantra di antara balai atau sesajian persembahan kepada para dewa. Prosesi awal ini meminta kepada para penguasa gaib agar dijauhkan dari pengaruh buruk yang bisa mengganggu jalannya ritual.

Sementara para sanak keluarga pasien mempersiapkan kebutuhan ritual Belian. Hampir seluruh anggota keluarga baik kaum perempuan dan pria bersama-sama membantu. Mereka secara sukarela membantu persiapan upacara penyembuhan, terutama mempersiapkan makanan sesajian maupun benda yang terkait dengan ritual. Misalnya, pembuatan daun janur kelapa yang direbus dengan kunyit dan kemangi sehingga membentuk warna merah dan kuning. Warna-warna tersebut melambangkan upacara Belian memasuki bagian puncak untuk memanggil para leluhur. Sementara kaum pria menyiapkan santapan tradisional berupa lemang yang terbuat dari beras yang dimasukkan dalam bambu-bambu kecil. Selain untuk sesaji, lemang ini juga disuguhkan kepada mereka yang mengikuti ritual Belian sekaligus simbol kesejahteraan.

Pada malam harinya ritual Belian pun dilakukan hingga dini hari. Mereka melakukan beberapa ritual dengan mengelilingi Balai hingga delapan putaran lebih. Para pemelian atau para pengusung acara Belian menari dengan membaca mantra. Bacaan yang mirip dengan sebuah nyanyian ini khusus dibacakan untuk mengundang para dewa dan roh leluhur supaya hadir bersama di rumah. Tarian malam ini dilakukan selama delapan hari berturut-turut.

Dalam ritual ini, mereka membawa Teturi, mangkuk yang berisi beras, telur beserta lilin. Secara konsepsi Belian, praktik ini sebagai pelindung dan penunjuk jalan kepada jalan kebaikan. Hari demi hari telah dilalui, prosesi panjang dan melelahkan ini akhirnya menginjak hari terakhir. Lamanya pengadaan upacara juga terkait dengan sakit yang dialami si pasien. Mereka mempercayai penjemputan roh dan dewa bersifat berjenjang dalam persepsi dunia kayangan yang berbeda dimensi dengan dunia manusia.

Memasuki malam terakhir upacara Belian, prosesi mulai menginjak pada tahapan yang paling penting. Seorang pemelian dengan simbol kain merah di hadapannya memohon kembali kepada dewa-dewa agar turun ke bumi. Pemelian kembali menjalankan fungsinya sebagai perantara saat berkomunikasi dengan para Dewa. Prosesi ini ditandai dengan kedatangan roh para leluhur kepada salah seorang pemelian yang kesurupan. Saat itulah, pemelian berbicara dan menghubungkan kehendak dan pesan keluarga yang sakit. Pada saat komunikasi batin berisi petuah-petuah usai dilakukan, mereka mengadakan pengorbanan hewan ternak.

Persembahan ini sebagai imbalan bagi para dewa yang dianggap telah hadir bersama mereka. Sebagai wujud ucapan terima kasih pada penguasa gaib atas petuah-petuah pengobatan yang diucapkan melalui media Belian, pihak keluarga pasien wajib berkorban berupa hewan ternak.

Sementara para pemelian terus menandakan ritus pengorbanan dengan janur merah kuning. Janur merah menandakan adanya pengurbanan darah dari hewan. Dalam hal ini, mereka mempercayai pengurbanan layaknya menghidangkan makanan bagi tamu yang datang dari kayangan. Empat tanda bahwa dewa telah hadir bersama di upacara dan akan diadakannya ritual pengurbanan binatang.

Ritual terakhir penyembuhan adalah dengan mengelilingi kain batik, mereka berupaya mengembalikan dan mensucikan roh. Terakhir, mereka melakukan penyucian dan pengobatan yang ditandai dengan pemberian air suci melalui daun palem dan tangkai pinang. Dedaunan ini diyakini sebagai mandau suci yang dimiliki dewa untuk menyembuhkan penyakit.

Secara kasat mata penyembuhan ala Belian sangat berbeda dengan pengobatan tradisional lainnya. Mereka lebih menyentuh alam bawah sadar pasien dan memfokuskan pada unsur kebersamaan dan mendorong pasien secara mental. Sehingga secara psikologis baik penderita maupun keluarganya memiliki keyakinan sembuh terlebih dengan hadirnya para leluhur di sisi mereka.

Ketika mereka masih duduk sebenarnya itu perjalanan untuk memanggil roh leluhur untuk datang menyembuhkan yang sakit. Pada saat menari itu para dewa diyakini telah berada bersama dalam ritual Belian dengan gerakan tangan menggosok bahwa roh leluhur telah menyembuhkan penderita dan mengusir roh jahat atau pengaruh buruk.(ORS/Hardjuno Pramundito dan Budi Sukmadianto)

http://news.liputan6.com/read/113941/belian-pengobatan-tradisional-metode-alam-bawah-sadar

KAMUS BAHASA DAYAK KANAYATN

Senin, 22 Juli 2013


Kalimat tanya (interrogative sentence) dalam bahasa dayak kanayatn

    Pada pembahasan kali ini saya akan mengutarakan dan memberikan contoh penggunaan kalimat tanya dalam bahasa dayak kanayatn/bahasa ahe, setiap bahasa manusia dimuka bumi ini tentunya memiliki tahapan aspek yang sama dalam penggunaannya misalnya tentang sebuah kalimat tanya, kalimat yang menyatakan penjelasan dan lain sebagainya, meskipun hal tersebut diucapkan dengan logat bahasa dan dialog yang berbeda - beda. berikut ini beberapa contoh dari penggunaan kalimat tanya (interrogative sentence) dalam bahasa dayak kanayatn/ bahasa ba' ahe.

 Kalimat tanya pada saat anda berkenalan dengan orang lain, atau saat anda memperkenalkan diri anda kepada orang lain

Siapa nama anda/ siapa nama kamu ? =  Sae dama kita' / sae dama nyu
Nama saya Bastian = Dama ku Bastian
Alamat rumah anda dimana/ anda tinggal dimana = Alamat rumah kita' ka dimae/ kita' diapm dimae
Alamat rumah saya di jalan Osamaliki no 48 kota salatiga jawa tengah = Alamat rumah ku ka jalatn Osamaliki no 48 kota Salatiga jawa tengah
apakah anda/kamu mempunyai kesukaan = ahe ge' kita'/ kao miliki ka sukaatn
iya, saya mempunyai banyak sekali kesukaan, misalnya ke sukaan makanan, saya lebih suka makanan khas indonesia seperti, bubur pedas dari pontianak & empe'- empe dari palembang, saya juga sangat suka memancing, membaca buku, berenang serta memasak = ao', aku miliki' manyak sakali kasukaatn, lea kasukaatn pamakanan, aku labih suka pamakanan asali indonesia saparti bubur pedas umpat di pontianak man empe'- empe' umpat di palembang , aku uga' suka mancing ikatn, maca buku, ngunanang man basuman
dari mana asal anda / mu = dari mae asal kita'/ dari mae' asal nyu
saya berasal dari pontianak kalimantan barat = aku ba'asal dari pontianak kalimantan barat
senang sekali saya bisa berkenalan dengan anda, terima kasih = repo sidi aku bisa ba kanalatn man kita', terima kasih.
iya, sama- sama saya juga senang sekali bisa mengenal anda/mu


NB : istilah -istilah /kosa kata dalam KAMUS BAHASA DAYAK KANAYATN ini akan terus saya tambahkan & kembangkan setiap waktu, saat ini kamus bahasa dayak kanayatn yang saya tulis  masih dalam proses pengerjaan secara keseluruhan, apa bila ada keritik dan saran mengenai hal yang saya tulis ini mohon tuliskan pendapat anda sebagai pembaca yang baik salam budaya. 


            ADIL KA TALINO BACURAMIN KA SARUGA BA SENGAT KA JUBATA 

KAMUS BAHASA DAYAK KANAYATN ONLINE (bahasa dayak ahe),

 Pengantar 

Dayak Kanayatn adalah salah satu dari sekian ratus sub suku Dayak yang mendiami pulau Kalimantan, yaitu wilayah Kalimantan barat, tepatnya di daerah kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak, Serta Kabupaten Bengkayang, sebagian kecil di kabupaten Ketapang serta kabupaten Sanggau.
Dayak Kanayatn memakai bahasa ahe/nana' serta damea/jare dan yang serumpun. Sebenarnya secara isologis (garis yang menghubungkan persamaan dan perbedaan kosa kata yang serumpun) sangat sulit merinci khazanah bahasanya. Ini dikarenakan bahasa yang dipakai sarat dengan berbagai dialek dan juga logat pengucapan. Beberapa contohnya ialah : orang Dayak Kanayatn yang mendiami wilayah Meranti (Landak) yang memakai bahasa ahe/nana' terbagi lagi ke dalam bahasa behe, padakng bekambai, dan bahasa moro. Dayak Kanayatn di kawasan Menyuke (Landak) terbagi dalam bahasa satolo-ngelampa', songga batukng-ngalampa' dan angkabakng-ngabukit. selain itu percampuran dialek dan logat menyebabkan percampuran bahasa menjadi bahasa baru.
Banyak Generasi Dayak Kanayatn saat ini tidak mengerti akan bahasa yang dipakai oleh para generasi tua. Dalam komunikasi saat ini, banyak kosa kata Indonesia yang diadopsi dan kemudian "di-Dayak-kan". Bahasa yang dipakai sekarang oleh generasi muda, mudah dimengerti karena mirip dengan bahasa indonesia atau melayu.
Kamus yang saya tulis ini adalah sangat jauh dari sempurna, namun terlepas dari hal tersebut, tidak ada salahnya bila kita saling berbagi ilmu pengetahuan, oleh sebab itu saran dan keritik anda sangat saya harapkan terlebih lagi bagi pembaca yang benar-benar asli dari sub suku Dayak kanayatn.
Mudah-mudahan kamus sederhana ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pembinaan dan pengembangan bahasa dan kebudayaan Dayak kanayatn, serta memberikan dampak positif terhadap upaya pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional. salam dari saya Bastianus gonsaga.
 
                                                                                                                                   
                                                                                                                              

 A
aba' =  ujung, sampai dimana (contoh kalimatnya : ai' koa dalapmnya aba' tu'ut artinya : air itu dalamnya sampai di lutut)
ngaba'i' = mengukur, panjang, tinggi, kedalaman suatu objek yang di ukur, (contoh kalimatnya : aku ngaba'i' maraga sampe ba jarak 500 meter . artinya : aku mengukur jalan sampai berjarak 500 meter). aba'i = kata suruhan orang lain kepada kita, untuk mengukur, panjang, dalam & tinggi suatu objek

abang  = panggilan untuk saudara laki-laki (contoh kalimatnya : abang ku ka mae ? artinya abang ku ke mana ?)
abang seko' uwe' seko apa' = abang kandung, abang yang satu ayah & satu ibu dengan kita
abang tere' = abang tiri
abang ipar = abang ipar
abis = habis ,sudah (contoh kalimatnya : abis manse' papah di muang artinya : habis manis sepah di buang
abis'i' = habisi, menghabisi
ngabisatn = menghabiskan, akirnya
ka abisatn = kehabisan

abe = hambar, rasa hambar di karenakan oleh suatu hal (contoh kalimatnya : abis makatn'i buah ode jilah ku tarasa abe waktu nyocok ai') artinya : habis memakan buah timun suri lidah ku terasa hambar ketika minum air
kaabeatn = kehambaran, namun saat ini jarang sekali istilah abe digunakan, dikarenakan bahasa Dayak kanayatn telah menyerap bahasa indonesia & melayu, abe diganti dengan kata panat yang  istilah bahasa indonesianya penat /tidak ada rasa. 

abeh = meghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya sekuat tenaga, meniup dengan kencang (contoh kalimatnya : kade' make sumpit di abeh kuat-kuat supaya anak sumpitnya malayang jauh artinya : jika memakai sumpit (senjata yang di tiup) di tiup kuat-kuat supaya anak sumpitnya melayang jauh
ngabehatn = meluncurkan benda yang di tiup misalnya ketika memakai sumpit (senjata dayak yang ditiup)
pangabehatn =  hasil dari tiupan anak sumpit yang ditiup dengan sekuat tenaga
abat = rumput yang lebat & rindang, semak belukar, (contohnya : maraga koa sidi abat  artinya : jalan itu banyak ditumbuhi semak belukar yang menjadi penghalang )
 ngabati' = menghalangi
pangabati' = hal yang bersifat menghalangi, rintangan
ka abatatn =
ngabatatn =

abah = condong, menyondongkan, mengarahkan suatu benda agar jatuh kebawah/ tumbang (contoh kalimatnya : nabankng puhutn kayu sabaiknya di abahatn ka arah lain supaya nana' ngana'i diri' artinya : menebang pohon kayu sebaiknya dicondongkan ke arah lain supaya tidak mengenai diri kita, namun saat ini jarang sekali istilah abah digunakan, dikarenakan bahasa Dayak kanayatn telah menyerap bahasa indonesia & melayu , abah diganti dengan kata miring yang istilah bahasa indonesianya miring / condong.
abahatn = memnjadikan condong/ miring

abu = sisa yg tinggal setelah suatu barang mengalami pembakaran lengkap,
abuatn artinya penuh dengan abu, abuatatn  juga artinya : tumbuhan simpur

abut = rumput/pohon/batang yang lebat & rindang, hutan (abut-abut), alam lingkungan kita, contoh kalimatnya : pilanuk koa dari ka abut nang ba bukit manyak puhutn kayunya naun artinya : rusa (pilanuk dalam bhs kanayatn ) itu lari ke hutan yang berbukit banyak pohon kayu disana, abut nian musim timaro artinya : alam semseta ini musim kemarau.

abo' = habis, ludes, musnah, ( contoh kalimatnya : abo' rapot
abo'atn = musnahkan, habiskan

ada = hadir, tersedia,
ada- ada ma'an = ada-ada saja
barada  =  tidak kurang sesuatu (berpunya)
kadaan = keadaan.

adi' = panggilan untuk saudara perempuan, panggilan untuk saudara yang lebih muda ( contohnya : adi' ku ampus ka mae ? artinya : adik  ku pergi kemana ? 
adi'a = kata perintah untuk menyuruh adik
baradi' =  mempunyai adik
adi'-baradi' = adik dan kakak berlaku sebagai saudara
 adi' ipar artinya = adik suami / adik istri
adi'/kaka' tere' artinya : adik/ kakak tiri, adi' sapupu artinya adik sepupu
adi' seko uwe seko' apa' = adik kandung


ade' = aduh, jeritan oleh karena suatu yang menyakitkan, ( contoh kalimatnya : ade'...!! kapala ku sakit artinya : aduh..!! kepala ku sakit)
ngade' =  terjadi jeritan yang dikarenakan oleh suatu hal yang menyakitkan
adeah = menjerit karena merasa sakit
ka ade' - ka ade' = jeritan yang berulang - ulang


aga'= usir, tindakan mengusir ( contoh kalimatnya : aga' manok koa dari rumah artinya : usir ayam itu dari rumah)
aga'i = mengusir secara keseluruhan, tindakan untuk mengusir,
aga' = pas, sesuai, pantas, cocok
aga'atn = usirkan
pa ngaga' = alat yang dipakai untuk mengusir, seperti orang-orangan sawah yang berfungsi untuk mengusir burung pemakan padi

agah = tindakan yang lamban, ( contoh kalimatnya : agah maan kita' di koa nana' ampus-ampus sakolah, artinya: kalian terlalu lamban disitu tidak lekas berangkat pergi ke sekolah ) agah juga dapat berarti ribut, disebabkan oleh tindakan orang yang sangat lamban
agahatn/ ngagahatn = mengerjakan, proses mengerjakan


agi' = lagi, sedang,
agi'a' = masih ingin
agi'atn = sisakan, sisihkan



agukng = alat musik kenong/gong yang besar, ( contohnya : agukng koa babunyi aya' sidi, artinya : gong itu berbunyi besar sekali.

ahe = apa, kata tanya ( contoh kalimatnya : ahe nang kao makatn'i koa artinya : apa yang kamu makan itu)
ba' ahe = bahasa logat dayak ahe (dayak kaayatn) yang ujung logat bahasanya berbunyi atn & e,/he
ngahe = mengapa
aheatn = apakan, diapakan


ai' = air, cairan ( contoh kalimatnya : ai' ka sunge kohat, jukut tanah luruh ka daya artinya air disungai keruh, karena tanah longsor di hulu.  
barai' = berair, mengandung air, ngai'i artinya memberi air
ai' i' = beri air, memberi air


ajar = petunjuk yg diberikan kepada orang supaya diketahui, balajar artinya :  berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, 
ngajari' =  memberikan pembelajaran, mengajarkan kepada
pangajar = pengajar
ajaratn = ajarkan

ajok = mencolek dengan jari, colek, menekankan ujung jari kita pada objek ( contoh kalimatnya : ame kao ajok ana jarinyu putus, artinya jangan di colek nanti jarimu putus.
ajek = cubit
aje' = salah satu dialeg/logat bahasa sub suku dayak yang terdapat dikabupaten Landak kalimantan barat


alapm = pagi hari, bakalapm artinya pagi sekali ( contoh kalimatnya : alapm ana aku ampus ka semarang artinya besok pagi aku pergi ke semarang, contoh lainya : ampus motong gatah harus bakalapm supaya manyak namu manyak ai' gatahnya, artinya : pergi menyadap/menoreh getah karet harus pagi sekali supaya dapat banyak air getahnya.


alang-alang = keplang tanggung, percuma (contoh kalimatnya : alang-alang kao namu mancing ikatn koa, artinya : kepalang tanggung kamu dapat hasil pancingan ikan itu.


alas = dasar, fondasi, baalas artinya memakai alas,
ngalasi' =  memberi alas
alasan = dasar, sasas, hakikat,

ale' = belum terlalu matang, mentah
ale'atn = kelompok kerja tani dikampung
ale'i' =  saling membalas, memberikan jasa balasan kepada setiap anggota ale'atn (kelompok kerja tani)


alu = kayu yang di gunakan untuk menumbuk/ menghaluskan beras menjadi tepung, alat penumbuk yang digunakan bersamaan dengan lesung
alu'atn = menyanjung dan juga memprofokasi


ama'= hama, kutu pada binatang
 baama'  =  memiliki hama, mengandung hama
ama/ansaran = mengarahkan binantan ke suatu tempat, mengembalakan, 

amba = kuli, hamba, pembantu
amatn = mengendong, gendongan bayi

amatar = ulat sagu,

amalatn = mengiginkan suatu hal yang dianggap menarik karena elok dipandang mata
 ngamalatni' = membuat orang lain supaya inigin memiliki, merasakan dan sebagainya


amali = tabu, hal yang dianngap bertentangan, hal gaib dan mitos

amal = setengah basah,

amalakng =  jenis tumbuhan rumput yang batang nya tajam

amalo = pasak 

amas = emas, logam 24 karat, perhiasan emas

ambacang = jenis tumbuhan asam yang mirip dengan buah mangga

ambek = panggilan untuk anak putri

ame = jangan, kata larangan, melarang 

amutn = embun

amo' = menyediakan suatu hal untuk org lain

amok = menusuk dengan benda kecil seperti jarum

ampa' = nyirih, menguyah daun sirih & buah pinang

ampa = seperti

ampakng = jeroan

ampat = empat, angka empat

ampagi = besok, setelah hari ini,

ampahatn = sayur

ampeatn = sekarang saat ini, ampaikng

ampasatn = hempaskan, membuang dengan kasar

ampar = membuka dan meletakan dilantai

ampe' = memakan tanpa menelan, mengunyah,

amper = hampir

amakng = bibit, tumbuhan yang baru tumbuh, tunas

amur = tabur, menabur

amah = mengambil hasil tangkapan 

ampek = melemparkan barang yang ringan dengan jari, mengail ikan, memancing ikan kecil

ampus = pergi, berangkat ke, menuju kesuatu tempat,

ampor = hancur

amporo' = jenis burung dara

ana = nanti,

anam = enam

anak =  keturunan, bagian dari barang

ancam =  suatu perasaan yang menakuti perasaan

ane' = anu, iyalah, yaitu, yakni

aneh = ajaib, ganjil

anganan = rasa birahi seksual, nafsu birahi

anggap = mengira

angat = panas, hangat

angeh- angeh = terbirit-birit, sengah, kecapekan

angekng = kursi kecil untuk duduk

angit = bau badan, bau yang bersumber dari tubuh, bau keringat

angin = udara yang bergerak

angka = nomor

angkahapm = buah kenari

angkat = menaikan, membawa ke atas

angkamor = titisan air di daun yang dikarenakan oleh embun, air yang menetes di daun

angkala' = jenis buah kayu yang berlemak

angkut = memuat

angus = terbakar oleh api, hangus

antah =  entah

anatat  = antar, hantar

antam = hantam

antamu' = temu lawak

antara = jarak

antaratn = pegangan, gagang 

antimun = ketimun, buah ketimun
antiku' = buruh puyuh

anti'atn = tunggu,

antak = hentak, tumbukan keras

antuyut = tumbuhan akar

antungo' = orang yang selengean

antayapm = wewe gombel, hantu perempuan , sejenis kuntilak  

anu' = seseorang
ao' = iya, ya
aok = mengeretak, teriak, berteriak

apa' = ayah, bapak

apal = hafal

apet = jepit
asa' = satu, dalam hitungan dayak kanayatn
asa = senang, gembira,
asali = bersifat asal, asli,
asap = kabut yang keluar dari barang, yang keluar dari api
asapm = rasa asam, masam
asu' = anjing
atah = beras yang halus, beras yang hancur
atakng = datang, tiba
atas = lawah bawah

atao = atau

ateh = minumah teh, air minum
ngateh = minum teh

ati = hati

au'/ao' = ya, iya

aur = jenis tumbuhan bambu yang tebal

awa' = bisu

awah' = mengambil hasil
awahi' =
ngawahi' =

aya' = besar
aya'atn/aya'i' = membesarkan, besarkan
ngaya'atn = meberikan yang lebih besar

ayapm = anyaman
ngayapm = mengenyam
ayapman = hasil menganyam
ayu = salah satu roh yang menghuni raga manusia

ayutn = ayun, (contoh kalimatnya: tali ayutn bagoyang, artinya tali ayun bergoyang )
ayutntatn = ayunkan, mengayun-ngayunkan
barayutn = berayun

ayukng = kawan, teman, sahabat, (contoh kalimatnya : sae ayukng ku artinya siapa temanku)
ayunkng'i' = kawankan, temani
ayungan = kawanan, sekawan
saparayungan = teman sejawat

   B

ba = tindakan untuk membuat orang lain kaget, tindakan mengageti orang lain 

ba'= imbuhan ber & be dalam bahasa dayak kanaytn 
ba'ahe = bahasa ahe, bahasa kanayatn
ba'antol/ba'anjong = telanjang
baba = bawa, membawa
babat = mengikat dengan kain, membalut dengan kain bagian tubuh yang cidera
babe = kabur
babotn = babi
babut = cabut, mencabut
babatn = jenis ular yang bentuk tubuhnya pipih
bada' = akibat 
badak = kata yang di ucapkan ketika kaget
badakah = banyak sekali
baduit =  banyak diuit, uangnya banyak
bade' = tengkar
badel = senapan, bedil
badi = karma, akibat tulah, akibat melanggar suatu larangan yang bersifat mistik
badut = benjol akibat gatal 
baga = bodoh
bageng = luka yang menjadi borok
bagi = tidak mendengar, tuli
bago = riuh,
baha' = banjir, luapan air
bahayapm = memberi ternak makan
bahaupm = kenduri, pesta,
bahu' = jenis ikan yang kecil mirip mayong namun hidup di air tawar
bahu = bagian atas dari tangan 
bai' = tidak mau, tidak
baik = tidak jahat
ba'is - ba'is = proses penebasan dengan parang
bajalatn = berjalan
 babamang = berdoa
bajapot = saling menjamah
bajerap = cekatan, kerja yang cepat
bakah = kerangka
bakabat = berkunci
bakaco = saling mengacau, saling ganggu
bala = pasukan
 bali = beli
balimikng = belimbing, buah belimbing
bala' = pantang
balak = sunat
balale' = kelompok kerja tani di kampung yang saling bergotong royong
balala = jejak, berbekas

balabong = saling mematok, ayam yang berkelahi
ngalabong = dipatok, kena patok
palabongan = mengadu untuk saling mematok

balabih = berlebih
ngalabihi = melebihi
balabihatn berlebihan
labihi = diberi lebih

balacatn = terasi
palacatn'i' = melecehkan

balam = jenis burung dara

balakng = belang, warna belang

balakang = belakang, lawan depan
balakang'i' =
malakang'i' =
 balaki = mempunyai suami
malaki'i' =


C


cabe' =
nyabe' =
nyabe'i' =



D

Daba' = rasa bingung mau berbuat apa, tidak tahu apa yang harus diperbuat, binggung, contoh kalimatnya : daba' kea daba' ka naun artinya kesana binggung kesini binggung
dabal = pakaian yang dipakai berlapis-lapis. contoh kalimatnya : sidi dabal kao make pakean nyu koa, artinya pakaian yang kamu kenakan tebal sekali
badabal = memakai/menggunakan pakaian yang belapis-lapis
dabat = debat, contoh kalimatnya : dabat koa supaya pakara namu maraga ka luarnya, artinya debat itu supaya perkara dapat jalan keluarnya
badabat = berdebat
madabatatn = mendebatkan
padabatatn = perdebatkan
mapadabatatn = memperdebatkan 
dabor = julukan untuk orang yang suka berbohong
dada = bagian depan antara leher dan perut
buah dada = payudara, susu
dadah = menyeduh dengan air, menyiram 
dadahatn = seduhkan, siramkan
madadahatn = melakukan penyeduhan/penyiraman bersama orang lain
dadak = dedak, sekam padi
dadal = 
nadal = 
madadalatn =
dadalatn =
daerah = 
daga' =
naga'atn =
dageng =
dako' = 
daki' =
dagakng =
badagakng =
dah =
daha' =
dalapm = 
dalapm'i'=
nalapm'i'=
dalokng =
ngidalokng =
damar = 
dano =
dandam =
nandam = 
badandam =
dange =
dango =
badango =
madango'i'
madagoan =
dangan =
danangan =


NB : istilah -istilah /kosa kata dalam KAMUS BAHASA DAYAK KANAYATN ini akan terus saya tambahkan & kembangkan setiap waktu, saat ini kamus bahasa dayak kanayatn yang saya tulis  masih dalam proses pengerjaan secara keseluruhan, apa bila ada keritik dan saran mengenai hal yang saya tulis ini mohon tuliskan pendapat anda sebagai pembaca yang baik salam budaya. 
 ADIL KA TALINO BACURAMIN KA SARUGA BA SENGAT KA JUBATA

 

http://kamusdayak.blogspot.co.id/

Upacara Adat Gawai Suku Dayak Iban

Upacara Adat Gawai Suku Dayak Iban

0
5559
Temuai/Pengabang yang berarti tamu yang datang setelah menaiki tangga. Di depan pintu Betang akan disambut dengan minuman tradisional, yaitu air tuak/ bram yang terbuat dari beras ketan.
Kalimantan adalah kepulauan yang terbagi dalam lima provinsi dan terdiri dari berbagai ragam suku yang mendiaminya. Di antara ragam suku tersebut adalah Suku Dayak. Eksistensi Suku Dayak sendiri terdiri dari ratusan subsuku yang tersebar di seluruh Kalimantan—bahkan ada di Brunai dan Malaysia. Mereka mewujudkan ekspresi kepercayaannya dengan menyelenggarakan berbagai ritual upacara adat. Pelaksanaan ritual-ritual upacara adat tersebut berbeda-beda satu dengan lainnya, baik berbeda dari tata cara prosesi, mantra/doa, maupun sesaji yang digunakan. Perbedaan pada masing-masing ritual adat tersebut tergantung dari fungsi dan tujuannya. Adapun salah satu ritual upacara adat yang digunakan untuk mengungkapkan rasa syukur adalah upacara adat Gawai.
Gawai Dayak di Kalimantan merupakan ungkapan wujud rasa syukur dan terima kasih kepada “PETARA” (Sang Pencipta) atas hasil panen telah diperoleh selama setahun dan mengharapkan hasil yang berlimpah pada tahun selanjutnya.
Temuai/Pengabang yang berarti tamu yang datang setelah menaiki tangga. Di depan pintu Betang akan disambut dengan minuman tradisional, yaitu air tuak/ bram yang terbuat dari beras ketan.
Mereka juga berdoa agar selalu diberi kesehatan dan keselamatan. Khusus bagi Suku Dayak Iban yang ada di Kalimantan Indonesia dan Sarawak Malaysia, Gawai atau “Gawa” merupakan prosesi adat yang dilaksanakan antara Bulan Mei dan Juni, sedangkan bagi Dayak Iban di Sarawak, Malaysia mempunyai penanggalan yang sudah tetap yaitu 1 Juni.
Sesuai kepercayaan Dayak Iban, masa depan seseorang bisa dibaca dari hati babi. Mereka meramalkan masa depan seseorang, apakah itu baik atau buruk.

Sebelum melaksanakan Hari Gawai, masyarakat biasanya menyiapkan makanan-makanan tradisional seperti pulut, rendai, tumpe, kembang goyang dan minuman tradisional seperti air tuak yang akan dihidangkan pada saat gawai. Beberapa rangkaian acara sebelum Gawai: “NGEMAPAS” dilakukan pada malam hari sebelum Gawai agar pelaksanaannya tidak terganggu oleh roh-roh jahat. Pada prosesi ini, ritual dipimpin oleh tetua adat dan semua masyarakat berkumpul. “NIRI KEMBUNG” dilakukan subuh hari pada saat Gawai, yaitu proses mendirikan bendera sekaligus membuat teresang dari bambu yang dihiasi daun isang yang akan digunakan untuk menyimpan pedara, dan ini dilakukan serentak oleh masyarakat sepanjang Rumah Betang.
Pedara Remaung merupakan salah satu syarat yang digunakan dalam upacara adat besar Gawai Dayak Sanau Ari. Syarat tersebut berisi; sirih pinang, tumpe, pulut, rendai, garam, nasi, telur, kepala ayam, kapur, ase maneh, ketupat, sembakau, daun rokok apung dan ada beberapa lainnya lagi.
Niri ke Kembung yang berarti mendirikan bendera yang dilakukan pada subuh hari saat Gawai sekaligus membuat teresang
Babi adalah salah satu syarat dalam upacara adat Gawai besar, seperti Gawai Kelingkang, Babi Lemai dan Sandau ari.
NGALU KETEMUAI DATAI” dilakukan pada saat pagi hari ini untuk menyambut tamu-tamu yang datang pada hari Gawai, disambut dengan acara adat dan disuguhkan minuman tradisional, selanjutnya duduk di Ruai sambil berbincang-bincang dan minum, makan yang telah disediakan. Ada juga sebagian tamu yang melakukan tradisi ngetas pintu. Ngetas Pintu berarti mengetuk pintu untuk mengunjungi yang ada di Rumah Betang. Setelah semua tamu hadir, acara gawai tersebut segera di mulai. Di dalam Gawai, biasanya ada Gawai khusus yang dilakukan oleh beberapa kepala keluarga. Gawai khusus tersebut dilakukan tergantung keluarga masing-masing. Maksudnya ialah Gawai yang mempunyai tingkatan dan ada juga gawai yang bisa dilakukan apabila kita memperoleh tanda atau mimpi.
Nama-nama gawai tersebut berbeda-beda begitu juga prosesnya. Ada yang di sebut Gawai Sandau Ari, Gawai Kelingkang, Gawai Kenyalang, Babi Lemai, Tambak Bulu, dan lain-lain.
Melakukan prosesi nimang
Salah satu subsuku Dayak Iban yang baru saja menyelanggarakan upacara adat Gawai adalah subsuku Dayak Iban yang ada di Kalimantan Barat. Pada puncak acara ritual adat Gawai Dayak Iban Sungai Utik, Kapuas Hulu, pada Selasa (12-13/6/2017), prosesi dilaksanakan secara meriah dan penuh makna.
Berbagai syarat adat yang bermacam-macam telah melengkapi pada pelaksanaan Gawai. Beberapa syarat kelengkapan yang digunakan antara lain; Babi, ayam, daun-daun dan buah dari alam, nasi putih, telur, pulut atau beras ketan yang dimasak, rendai, tumpe, kembang goyang, uang koin, mandau, benang, rokok, besi, kapur sirih, daun sirih, garam, ase maneh, ari tuak, beras kuning dan lain-lain.
Di bawah ini adalah beberapa dokumentasi dari prosesi dan syarat kelengkapan Gawai Dayak Iban Sungai Utik, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Pedara Jari sebuah tradisi sekaligus doa pengharapan yang berarti agar kita mendapat rejeki yang baik, kesehatan dan kesuksesan.
meletakan pedara di teresang
salah satu sesaji sebagai syarat/kelengkapan gawai
salah satu sesaji sebagai syarat/kelengkapan gawai
salah satu sesaji sebagai syarat/kelengkapan gawai
salah satu sesaji sebagai syarat/kelengkapan gawai
salah satu sesaji sebagai syarat/kelengkapan gawai
salah satu sesaji sebagai syarat/kelengkapan gawai
salah satu sesaji sebagai syarat/kelengkapan gawai
beberapa syarat/kelengkapan gawai
Beberapa Proses-proses Gawai Sandau Ari
Temuai/Pengabang yang berarti tamu yang datang setelah menaiki tangga. Di depan pintu Betang akan disambut dengan minuman tradisional, yaitu air tuak/ bram yang terbuat dari beras ketan
teresang dari bambu yang dihiasai daun isang yang akan digunakan untuk menyimpan pedara
salah satu rangkaian dalam prosesi Gawai
salah satu rangkaian dalam prosesi Gawai

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkalbar/2017/06/15/upacara-adat-gawai-suku-dayak-iban/

Suku Dayak Kanayatn: Berladang dan Syukur atas Panen.

Padi dan Pondok Ladang di Tepian Hutan
Berladang bagi masyarakat suku Dayak secara umum merupakan segi kehidupan yang sangat penting. Dengan sistem perladangannya yang khas suku Dayak memahami dan mengerti hubungan antara manusia dan alam secara utuh. Tanah, sungai dan hutan merupakan jiwa, raga dan menyatu dengan kehidupan kebudayaan Dayak. 

Sistem perladangan yang dilakukan Suku Dayak khususnya Dayak Kanayatn tepatnya di Kalimantan Barat menganut cara lahan bergilir bukan berpindah atau perambahan hutan. Sistem perladangan yang di anut adalah lebih ramah dinamakan sistem pertanian asli terpadu (integrated indigenous farming system), sistem ini merupakan cara pertanian yang tergolong tradisional namun memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian alam. 

Lain halnya dengan sistem perladangan berpindah (swidden agriculture) dengan sistem perambahan hutan (forest pioneer farming system) yang sebenarnya sistem ini yang tidak memperhatikan kelestarian hutan dan alam. 

Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah dan ruang kegiatan ekonomi (kawasan hutan) yang semakin sempit, maka praktek perladangan perlu untuk mengadaptasi diri. Sistem rotasi perladangan dengan bero yang dulunya antara 8-15 tahun, sekarang dalam prakteknya sudah sulit diterapkan karena semakin sempitnya kawasan hutan yang tersisa akibat konversi untuk kegiatan lain seperti perkebunan kelapa sawit dan aktivitas perambahan berskala besar ulah cukong nakal tapi bersurat ijin dari negara.

Berladang bukan sekedar menanam padi dan palawija saja, melainkan ada unsur ritual yang sakral di dalamnya. Orang Dayak asli dan beradat-istiadat, mengenal sistem berladang 1 tahun satu kali yang biasa disebut "bahuma batahutn". Dalam memulai proses perladangan, Suku Dayak Kanayatn/ahe menyelenggarakan beberapa tahapan acara adat-istiadat. Dalam melakukan perladangan orang Dayak tidak melakukannya sendiri, melainkan membentuk kelompok-kelompok tani yang disebut aleatn umaSetiap kampung yang jumlah penduduknya besar, bisa terdiri dari 5 sampai 10 ale'atn uma

Pertama, Upacara Nabo' Panyugu Nagari
Dalam memulai serangkaian proses perladangan dan membuka lahan pertanian pertama-tama seluruh penduduk meminta ijin berdoa di Panyugu (tempat ibadat) ketemenggungan. Dengan melakukan pantang selama 3 (tiga) hari tidak makan daging, pakis, rebung (young bamboo), cendawan, dan keladi. Selain itu mereka tidak boleh mengenluarkan kata-kata umpatan atau kotor yang dapat menyebabkan gagal berpantang tersebut.

Kedua, Upacara Nabo’ Panyugu Tahutn
Upacara yang dilaksanakan untuk menetapkan tempat/lokasi pertanian dengan sembahyang di Panyugu untuk memohon berkah dan keselamatan. Masyarakat Dayak Kanayatn parcaya bahwa keberhasilan ritual dapat menentukan keberhasilan panen tahun itu.

Ketiga, Upacara Ngawah
Upacara ngawah ini bertujuan mencari tempat yang cocok untuk bercocok tanam padi. Biasanya dilakukan pada malam hari dengan mengenali gejala-gejala alam seperti bunyi burung dan binatang sebagai petunjuk dalam menentukan lahan pertanian. Jika bunyi burung di atas bukit, berarti ladang di dataran tinggi akan berhasil. Namun, bila bunyi berasal dari lembah maka itu pertanda pertanian dalam kondisi dan hasil yang suram. Bila ditemukan bangkai binatang pertanda lahan yang ditentukan itu baik untuk ditanami.

Keempat, Upacara Nangaratn Rasi
Upacara nangaratn rasi/mendengarkan rasi merupakan upacara yang dilakukan di alam bebas langsung dengan mendengarkan tanda-tanda dari alam yang menyatakan baik atau pertanian. Bila pesan rasi baik menyatakan pekerjaan diteruskan dan hasil pertanian baik pula. Salah satu contoh, menurut tuturan orang tua secara lisan daerah Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau, salah satu rasi yang dijadikan pertanda dengan melihat "rasi bintang waluku" seperti kapak/parang tepat di atas kepala pada malam hari pertanda siap memulai penebangan lahan.

Kelima, Kegiatan Ngaratas
Ngaratas adalah kegiatan membuat lajur batas atas lahan pertanian dengan lahan tetangga. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dan agar tidak terjadi pengambilan batas tanah ladang yang lainnya. 
Setelah itu barulah bahuma (menebas) hutan atau semak sampai selasai dan lapang.

Keenam, Nabakng
Nabakng adalah kegiatan menebang pohon. Setelah itu, upacara adat baremah biasanya dilakukan dengan membuat persembahan untuk Jubata, sebagai ijin kepada Yang Kuasa agar diperbolehkan menggarap lahan sebagai lahan pertanian. Bila ada pohon besar, maka pohon tersebut tidak ditebang, melainkan hanya dikurangi cabang-cabangnya. Orang Dayak Kanayatn percaya bahwa pohon besar biasanya dihinggapi burung tingkakok/burung peliharaan Jubata/burung berkat padi yang menjaga dan menimbang buah padi, sehingga pada waktu panen nanti akan mendapat padi yang baik (berisi) dan melimpah.


Ketujuh, Ngarangke Raba’

Ngarangke Raba’ adalah upacara mengeringkan tebasan dan tebangan dalam beberapa waktu untuk kemudian dibakar. Sebelum dibakar dilakukan ngaraki’ yaitu membersihkan daerah sekeliling yang akan dibakar untuk pencegahan merambatnya api secara luas prosesnya dalam istilah konservasi moderen dikenal dengan fire break. Pembakaran ladang biasanya dilakukan dengan melihat bahwa segala pohon, daun dan ranting tebangan sudah kering dan dibakar saat tengah hari saat cuaca panas, hal ini bertujuan agar materi yang terbakar segera menjadi debu dan tidak menimbulkan asap yang banyak dan terlalu lama.

Kedelapan, Membuat Solor atau Jalujur.
Dilakukan dengan pembuatan tanda batas antara ladang milik sendiri dengan ladang orang lain yang berdekatan, agar tanah yang digarap tidak mengenai tanah garapan tetangga.

Kesembilan, Batanam Padi
Batanam padi ini terdiri dari: (a) Upacara Ngalabuhatn, yakni upacara memulai tanam padi; (b) Upacara Ngamalo Lubakng Tugal. Upacara ini dilakukan di sawah atau ladang secara intensif agar padi yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, berhasil dan tidak diganggu hama; (c) Upacara Ngiliratn penyakit padi dengan menghanyutkan sisa hama dari padi akibat hama dan gigitan binatang agar tanaman terhindar dari hama dan membuang sial yang membuat tanaman padi tidak berhasil.

Kesepuluh, Upacara Ngabati
Upacara ini dilaksanakan di tengah ladang pada saat hendak panen padi atau saat padi menguning. Upacara ini merupakan permohonan agar padi yang telah menguning tersebut tidak diganggu hama tikus dan agar semua padi berisi, sehingga bila panen tiba hasilnya banyak.

Kesebelas, Upacara Naik Dango
Upacara Naik Dango ini bukan hanya sekedar syukur atas panen saja tetapi disertai membawa, mendoakan (nyangahatn), dan memasukan padi dalam wadah penyimpanan yang dinamakan baluh/langko/dango.

Setiap daerah berbeda-beda nama dalam ucapan syukur hasil panen yang diperoleh selama panen padi. Ada yang menyebutnya baroahnaik dangonutup tahutnnyapat tahutn, nosuminu podi, begawai, dan lain-lain. Dayak Kanayatn Kabupaten Landak dan Pontianak merayakan acara baroah setelah selesai panen yaitu setiap keluarga membuat kue khas seperti roti namanya tumpi', memasak beras pulut/baras poe' dalam bambu dengan cara dibakar yang dalam bahasa Inggrisnya sticky rice dan memakan padi baru yang wangi dan enak rasanya. Upacara baroah ini biasanya tidak dipaksakan dilakukan bagi setiap keluarga. Ada yang membuat ini sederhana tergantung besar kecil hasil panen tahutn atau tahunannya. Acara selesai panen ini bisa bersamaan atau berlainan waktu untuk setiap kampungnya.

Selain acara usai panen di setiap desa/kampung, sesuai kesepakatan para penggiat seni-budaya, Tetua Adat dan Sesepuh Dayak dibuat pula event besar Naik Dango menjadi budaya leluhur dan turun temurun serta menarik pengunjung/turis, pameran kancah seni dan budaya. 


Naik Dango merupakan acara besar setelah acara-acara baroah yang sudah dilakukan masing-masing kampung orang Dayak. Upacara naik dango ini merupakan acara kebersamaan dan inti yang sering dilaksanakan pada Rumah Betang/longhouse. Upacara ini merupakan upacara syukuran atas panen padi yang dilaksanakan setahun sekali yaitu pada tanggal 27 April yang tempat pelaksanaannya secara bergiliran di masing-masing wilayah yang masih ada kesamaan adat dan budayanya. Pelaksanaannya dilakukan secara bergiliran setiap kecamatan di Kabupaten Landak. 

https://anshabe.blogspot.co.id/2017/02/sistem-perladangan-suku-dayak-kanayatn-dan-syukuran-panen.html