Pintu Segala Informasi yang Sangat Bermanfaat
Kebudayaan Suku Dayak : Pakaian Adat Dayak Lengkap dengan Sejarah
KEBUDAYAAN SUKU DAYAK –
Negara Indonesia yang sangat kita cintai didalamnya terdapat banyak
sekali kebudayaan, suku, dan adat istiadat-nya, diantara salah satu
contohnya itu adalah suku dayak. Suku dayak ini memiliki
kebudayaan-kebudayaan yang sangat beragam.
Mengenai ragam kebudayaan suku dayak ini
apakah diantara kalian ada yang mengetahuinya? Apabila dari kalian ada
yang belum mengetahui semua tentang kebudayaan suku dayak, maka pada
kesempatan kali ini saya akan sedikit berbagi melalui tulisan yang saya
tulis ini.
Baiklah, dibawah ini akan ada
pembahasaan tentang kebudayaan suku dayak lengkap dengan sejarah dan
lain sebagainya yang meliputi kebudayaan suku dayak ini, yuk langsung
saja kita simak tulisan yang membahas tentang kebudayaan suku dayak ini.
Contents [hide]
Sejarah Suku Dayak yang Perlu Kamu Ketahui
Menurut bahasa, Sebenarnya dayak ini
bukan dari nama dari sebuah suku. Orang dayak, orang dayak menurut dari
bahasa daerah Kalimantan itu ialah “Orang Pedalaman” yang mana dayak ini
adalah orang pedalaman yang sangat jauh dari penduduk kota atau
kehidupan kota.
Yang perlu kalian ketahui bahwa “Orang
Dayak” bukan hanya dikhususkan untuk berbentuk suku saja, namun dayak
ini terdapat beragam suku budaya. Contohnya seperti Dayak Hiban, Dayak
Tanjung, Dayak Bahau, Dayak Kenyah, Dayak Benua, Dayak Punan dan masih
banyak puluhan anak suku yang tersebar luas di wilayah hutan Kalimantan.
Selebum pada abad ke 20, menurut
kelengkapan Suku Dayak ini belum mengenali yang namanya dengan agama,
mau itu agama Islam atau pun dengan agama-agama lainnya.
Yang sudah menjadi kepercayaan suku
dayak ini hanyalah mempercayai kepada leluhur-leluhurnya, be-batuan,
dengan semboyan alam yang ditafsirkan oleh mereka ini mirip dengan agama
Hindu Kuno.
Didalam kehidupan sehari-harinya, mereka
(Suku Dayak) mengakui atau mempercayai berbagai macam pantangan yang
sesuai dengan simbol dari alam.
Mereka para penduduk suku dayak memiliki
pantangan untuk berbaur atau menikah dengan kehidupan masyarakat atau
penduduk dari suku lain atau suku yang selain dari suku dayak.
Sampai-sampai mereka ini selalu hidup
dengan dihantui oleh rasa ketidak nyaman-nan atau ketidak tenangan yang
membuat mereka (Masyarakat Suku Dayak) selalu melakukan perpindahan dari
satu hutan ke hutan lainnya.
Sebenarnya bukan hanya perpindahan dari
hutan satu ke hutan lainnya, tapi mereka juga selalu berpindah-pindah
dari satu gua ke gua-gua lainnya
Dari antara suku-suku dayak yang paling
eksklusif dan bisa juga dibilang yang paling primitif itu adalah suku
dayak punan. Bahkan suku dayak satu ini susah untuk berkomunikasi dengan
masyarakat-masyarakat umum.
Dari mereka ini kebanyakan tinggal di
hutan-hutan yang sangat lebat atau tinggal didalam gua. Sebenarnya, itu
juga bukan murni dari kesalahan mereka, mereka semua ini hanya mengikuti
pantangan-pantangan dari leluhur mereka, yang mereka takuti apabila
melanggar pantangan-pantangan tersebut akan terjadinya kejadian sesuatu
yang tak diinginkan oleh mereka.
Didalam sebuah cerita, konon katanya
leluhur-leluhur penduduk suku dayak ini berasal dari satu negeri yang
mana negeri itu bernama Yunan didaerah Cina.
Mereka para leluhur-leluhur suku dayak
ini berasal dari keluarga kerajaan Cina yang kalah ketika dalam medan
pertempuran dan memutuskan untuk pergi dari peperangan tersebut, yaitu
untuk mengamankan diri dan sampailah di pulau Kalimantan.
Mereka semua sudah mempunyai rasa
kenyamanan ketika tinggal dan menetap didaerah Kalimantan. Meskipun
mereka semua sudah merasa aman, akan tetapi didalam benak mereka masih
mempunyai rasa trauma akibat terjadinya kekalahan ketika berperang,
sampai-sampai mereka ini merasa takut jika bertemu dengan suatu kelompok
masyarakat-masyarakat lainnya.
Budaya Suku Dayak yang Harus Kamu Ketahui
Kabilah dayak atau biasa disebut dengan
suku dayak, suku dayak ini adalah kebudayaan suku yang berasal dari
daerah Kalimantan, yang mana kebudayaan suku dayak ini hidup atau
tinggal di pedaleman, di hutan-hutan, di gua-gua dengan hidup secara
berkelompok.
1. Pakaian Adat Dayak yang Biasa dipakai Oleh Masyarakatnya
Terdapat banyak hal yang terkenang
ketika menyebut nama sebuah Pulau Kalimantan. Bukan hanya hutan-nya yang
terbentang begitu luas yang dapat memberi kebutuhan-kebutuhan oksigen
manusia atau dengan perkebunan kelapa sawit yang ikut berkontribusi
kepada devisa Negara.
Bukan pula karena letak posisinya yang
berbatasan langsung dengan Negara-Negara tetangga seperti Negara
Malaysia dan Negara Brunei Darussalam.
Bukan juga karena keberadaan suku-suku
yang terpadat di Pulau Kalimantan yang menjadi sorotan-sorotan, misalkan
seperti suku Melayu, suku Dayak, suku Paser, Suku Berau, suku Banjar
dan yang terakhir adalah Tidung.
Namun dari semua suku-suku yang terdapat
pada daratan Pulau Kalimantan, suku Dayak inilah yang menjadi suku khas
yang tak pernah terpisah belah dari pulau yang dijuluki dengan Borneo.
Suku Dayak adalah suku yang terbesar
pada posisi kedua di Pulau Kalimantan setelah suku Banjar, suku dayak
ini mempunyai kebudayaan-kebudayaan yang sangat unik dan ikut mewarnai
keanekaragaman budaya-budaya yang terdapat di Negara Indonesia, salah
satu budaya yang unik dari suku dayak ini adalah pakaian adat dayak.
Pada setiap suku, pakaian-pakaian adat
lah yang menjadi simbol-simbol utama yang sangat menonjol selain dari
rumah adat, kesenian atau bahasa tradisionalnya.
Suku dayak sendiri mempunyai
pakaian-pakaian adat yang sangat khas, dimana mereka ini memadukan atau
mencampurkan warna-warna dasar gelap seperti warna hitam, warna merah
marun, warna biru tua dengan jenis berupa ukiran yang berbeda dari
suku-suku lainnya yang terdapat di Negara Indonesia.
Pakaian-pakaian adat dari suku dayak ini mempunyai jenis-jenis nama yang beda untuk kalangan kaum pria dan kalangan kaum wanita.
Pakaian adat yang digunakan untuk kaum
pria ini adalah sapae sapaq, yang mana sapae sapaq ini adalah nama jenis
pakaian adat untuk kaum pria.
Sebaliknya, pakaian adat yang digunakan
untuk kaum wanita ini adalah ta’a, yang mana ta’a ini adalah nama dari
jenis pakaian adat yang digunakan khusus kaum wanita.
Seorang perempuan yang memakai pakaian
adat yang bernama ta’a ini biasanya dihiasi dengan uleng atau
hiasan-hiasan kalung manik, yang mana hiasan kalung manik itu panjangnya
sampai dada.
Sebaliknya untuk para kaum pria atau
laki-laki penduduk suku dayak menggunakan pakaian adat yang disebut
dengan sebutan sapae sapaq, yang mana pakaian adat pria ini hampir sama
dengan jenis pakaian adat perempuan suku dayak.
Akan tetapi, pada pakaian sapei sapaq
ini atasannya dibuat dengan desain rompi dan bawahannya itu adalah
cawat, yang mana cawat ini disebut abet kaoq.
Secara umum, kaum-kaum pria suku dayak
melengkapi penampilan-penampilan mereka dengan mandau, yang mandau ini
adalah nama jenis senjata tradisional dari suku dayak, dan mandau
tersebut terikat di pinggang mereka.
Secara umum, sebenarnya tidak ada
perbedaan-perbedaan yang mencolok dari motif pakaian adat pria dan
pakaian adat wanita maupun dari kalangan bangsawan atau dari kalangan
rakyat-rakyat biasa.
Hanya saja terdapat dari beberapa daerah
yang masih mengenal golongan, apabila kalian memakai atau mengenakan
pakaian adat yang memiliki corank harimau, berarti yang memakai pakaian
adat tersebut adalah keturunan dari kaum bangsawan.
2. Rumah Adat Dalam Kebudayaan Suku Dayak yang Harus Kamu Ketahui
Rumah panjang atau rumah betang ini
merupakan salah satu rumah adat khas daerah Kalimantan yang bisa kamu
jumpai di penjuru Pulau Kalimantan, terutama didaerah kepala sungai yang
biasanya menjadi salah satu pusat tempat tinggal masyarakat suku dayak.
Bentuk rumah adat dan besar rumah betang
ini memiliki variasi di berbagai tempat. Di beberapa tempat terdapat
rumah betang yang panjangnya mencapai 150 meter dan memiliki lebar
kurang lebih sekitar 30 meter.
Pada umumnya, rumah betang ini dibangun
atau dibuat dalam bentuk seperti bentuk panggung dengan memiliki
ketinggian dari 3 meter sampai 5 meter dari daratan.
Mengapa rumah betang ini dibangun dengan
bentuk bangunan seperti bentuk panggung yang tinggi? Konon katanya,
rumah betang dibangun dengan memiliki ketinggian itu untuk menghindari
datangnya banjir pada musim hujan yang menggertak wilayah-wilayah pada
penghulu sungai di Pulau Kalimantan.
Dari beberapa unit tempat tinggal atau
pemukiman bisa mempunyai rumah betang yang jumlahnya lebih dari satu,
dan tergantung dari besarnya keluarga atau rumah tangga pada anggota
keluarga tersebut.
Pada setiap rumah tangga, menduduki ruangan yang di sekat-sekat oleh semacam bambu dari rumah betang yang besar tersebut.
Budaya betang ini adalah bayangan
tentang kebersamaan didalam kehidupan sehari-hari penduduk suku dayak.
Didalam rumah betang ini setiap kehidupan pribadi dalam rumah tangga dan
penduduk secara teratur melewati kesepakatan-kesepakatan bersama yang
dituangkan dalam hukum-hukum adat.
Nilai utama yang terlihat dalam
kehidupan pada rumah bentang ini adalah nilai tentang kebersamaan dalam
bersosial diantara para warga yang tinggal rumah teresebut, yang
terlepas dari sisi perbedaan yang mereka miliki.
Nah, dari sini kita mengetahui bahwasanya suku dayak adalah suku yang menghormati atau menghargai terhadap suatu perbedaan.
Suku dayak ini menghormati perbedaan-perbedaan dimulai dari perbedaan etnik, agama, atau dari perbedaan latar belakang sosial.
3. Tarian Suku Dayak (Tari Dayak)
Kalimantan adalah pulau yang mempunyai
daya sumber alam yang banyak dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya
yang ada di Indonesia.
Selain dari banyaknya sumber daya alam
pada Pulau Kalimantan, kehidupan di Pulau Kalimantan juga masih sangat
kental dengan seni tradisional dan adat tradisional dari nenek moyang
terdahulu.
Kebudayaan-kebudayaan tersebut hingga
saat ini masih ada, dan masih dapat kita jumpai. Kesenian-kesenian
tersebut adalah tarian tradisional suku dayak (Tari Dayak).
Tarian tradisional dayak ini mengundang
para wisatawan-wisatawan luar untuk datang dan menyaksikan pertunjukan
dari seni tarian tradisional dayak tersebut.
Ada beberapa kalangan dari kalangan
turis atau orang luar negeri yang ingin mempelajari tentang kesenian
tari tradisional dayak ini, penasaran apa saja tari tradisional khas
dayak? Langsung saja simak pada tulisan dibawah ini, karena tulisan
dibawah ini akan membahas tentang tari dayak.
- Tari HudoqTari Hudoq ini adalah bagian ritual-ritual dari suku dayak modang dan suku dayak bahau, yang biasa diselenggarakan setelah selesai menanam padi di sawah pada bulan september sampai bulan oktober.Konon, semua gerakan tarian-nya sangat dipercayai turun dari khayangan, menurut dari kepercayaan suku dayak modang dan suku dayak bahau, tari hudoq ini diselenggarakan untuk mengenang jasa-jasa para leluhur merak yang berada di dalam alam lain.Mereka (Penduduk Suku Dayak) sangat meyakini sekali bahwa disaat musim tanam tiba, arwah-arwah nenek moyang itu akan datang dan selalu berada pada sekeliling mereka untuk mengarahkan dan mengawasi anak dan cucunya. Leluhur mereka (Penduduk Suku Dayak) ini berasal dari Asung Luhung atau yang diturunkan dari langit di kawasan kepala Sungai Mahakam Apo Kayan. Asung Luhung ini mempunyai kemampuan tingkat dewa yang dapat memanggil arwah baik ataupun arwah jahat.
- Tari LelengTari Leleng adalah tarian seorang gadis dari suku dayak kenyah, yang mana tarian itu menceritakan tentang seorang perempuan yang bernama Utan Along yang akan dinikahkan secara paksa dengan seorang pemuda yang tak dicintainya.Akhirnya seorang gadis yang bernama Utan Along itu melarikan dirinya kedalam hutan yang lebat. Tarian tersebut disebut dengan nama tarian leleng ini, yang mana tarian leleng ini dimainkan sambil di iringi dengan nyanyian-nyanyian lagu leleng.
4. Alat musik dayak
Suku dayak ini selain terkenal dengan
tarian-tarian tradisional-nya, namun suku dayak di Kalimantan ini sangat
terkenal juga dengan alat-alat musik tradisionalnya, salah satu alat
musik tradisional-nya itu adalah sampe.
Sampe, sampe adalah salah satu alat
musik tradisional dari suku dayak di Pulau Kalimantan. Alat musik yang
bernama sampe ini menjadi salah satu alat musik yang kerap digunakan
dalam mengikuti berbagai acara-acara adat seperti adanya acara tarian
adat, dan acara keseinan-kesenian adat lainnya.
Ketika ada acara-acara seperti itu,
semua penduduk suku dayak ini hampir menggunakan alat musik tradisional
sampe ini sebagai pelengkap pada acara adat yang mereka selanggarakan.
Kata sampe didalam bahasa tradisional
kalimantan atau dayak ini adalah “memetik dengan jari” sama dengan
namanya, alat musik tradisional ini dimainkan dengan cara dipetik oleh
jari-jari pada tangan kita. Bentuk dari alat musik tradisional ini
hampir sama dengan bentuk gitar pada umumnya.
Bagaimana dengan cara memainkan alat musik tradisional dayak ini?
Sebenarnya penggunaan alat musik
tradisional ini sama dengan penggunaan gitar pada biasanya atau umumnya,
yaitu penggunaan alat musik tradisional tersebut dengan cara dipetik
oleh jari-jari di tangan kita.
Untuk memainkan alat musik tradisional
dayak ini berbeda dengan cara memainkan gitar yang menggunakan
kunci-kunci nada untuk membuat nada pada bunyi gitar itu terdengar lebih
indah, alat musik sampe ini pada setiap satu senar-nya itu mempunyai
nada-nada yang berbeda.
Maka dari itu kita harus mengimbangkan
satu senar dengan senar-senar lainnya yang ingin dimainkan. Pada umumnya
Sampe ini hampir sama juga dengan alat musik kecapi yang dimainkan
dengan cara dipetik dengan jari-jari pada tangan.
Adat Isitiadat Suku Dayak
Walaupun dari sebagian kebudayaan suku
dayak sudah mau bergaul dengan masyarakat-masyarakat lain pada umumnya,
akan tetapi yang menjadi salah satu ciri khas dari kebudayaan suku dayak
ini adalah selalu berpegang teguh kepada adat istiadat yang telah
diwariskan dari nenek moyang mereka.
Dibawah ini akan ada beberapa contoh tentang adat istiadat kebudayaan suku dayak:
- Upacara TiwahUpacara tiwah adalah, peribadatan yang dilakukan untuk pengangkutan tulang orang yang telah meninggal rumah kecil (sandung) yang sudah dibuat.Sandung ini adalah rumah kecil yang sengaja dibuat secara khusus untuk orang yang sudah meninggal dunia. Menurut kebudayaan suku dayak, upacara tiwah ini adalah suatu peristiwa yang sangat sakral.Pada Upacara Tiwah ini, sebelum tulang-tulang orang yang telah meninggal itu diantarkan dan diletakkan pada tempat yang telah disediakan, banyak sekali acara-acara ritual lainnya yang dilakukan, misalkan seperti tarian adat, suara gong atau pun hiburan lain. Yang pada akhirnya tulang-tulang tersebut diantarkan dan diletakkan kepada tempat yang telah dibuat secara khusus untuk penundaan orang-orang yang sudah meninggal.
- Dunia Supranatural
Menurut kebudayaan suku dayak bahwa dunia supranatural itu telah menjadi salah satu ciri khas kebudayaan suku dayak.Asal kalian tahu, karena adanya kegiatan supranatural ini ada orang luar negeri yang menyebut bahwa orang dayak ini adalah pemakan manusia atau kanibal.Tapi meskipun demikian, orang-orang pada suku dayak ini bukanlah kriteria orang yang seperti itu, orang-orang atau masyarakat suku dayak ini sangat cinta damai asalkan mereka ini tidak di ganggu dan ditindas seenak-enaknya. - Tari Kancet Papatai
Tarian ini adalah seni budaya yang berbentuk tarian-tarian perang. Tarian ini memiliki misah cerita tersendiri, nah cerita dari tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan suku dayak kenyah yang sedang berjuang dalam peperangan melawan musuh-musuh yang menyerang.Yang harus kalian tahu ini adalah, bahwa tari kancet papatai ini melambangkan tanda keberanian para laki-laki pada suku dayak kenyah ketika sedang berperang melawan musuh-musuh.Gerakan dari tarian kencat papatai ini sangat gesit, lincah, penuh rasa semangat dalam memainkan tarian tersebut dan terkadang diiringi oleh pekikan para penari. Tari kancet papatai ini diikuti dengan lagu adat dayak yaitu lagu Sak Paku, dan memainkan lagu tersebut hanya memakai alat musik sampe. - Mangkok Merah
Mangkok merah dalam kebudayaan dan adat istiadat suku dayak ini adalah tempat persatuan-nya suku dayak. Mangkok merah ini akan beredar apabila orang dayak atau masyarakat-masyarakat dayak merasa keutuhan mereka sedang dalam bahaya besar.Biasanya para panglima perang akan memberikan isyarat siaga berupa mangkok yang berwarna merah, yang mana mangkok merah itu disebarkan dari satu kampung kepada kampung-kampung lainnya.
Sistem Kekerabatan Suku Dayak
bentuk kekerabatan penduduk dayak
beralaskan dari amnilineal, yaitu menghitung hubungan pada penduduk
melewati atau melalui seorang laki-laki dan sebagian dari seorang
perempuan.
Pernikahan yang ideal adalah pernikahan
dengan saudara yang mana kakek-nya itu saudara sekandung. Kebanyakan
penduduk suku dayak ini tidak mencegah atau melarang gadis-gadis
(Perempuan) mereka dengan pria dari bangsa lain dengan catatan “asalkan
pria tersebut tunduk dengan adat dan istiadat”.