Mengenal Kebudayaan Daerah Kalimantan Barat
Friday, September 22, 2017
Add Comment
Mengenal Kebudayaan Daerah Kalimantan Barat - Kebudayaan
merupakan hasil dari olah rasa, karsa, cipta dari manusia. Sekelompok
manusia yang disebut masyarakat menghasilkan kebudayaan tertentu yang
menjadi salah satu ciri khas masyarakat tersebut. Corak kebudayaan
masyarakat pada suatu wilayah dipengaruhi oleh keragaman suku bangsanya.
Semakin beragam suku bangsa semakin beragam pula kebudayaannya. Oleh
karena itu, bangsa Indonesia yang terdiri atas beratus-ratus suku bangsa
memiliki kebudayaan yang sangat kompleks. Kebudayaan ini merupakan
potensi yang harus diberdayakan sebagai salah satu pemersatu bangsa.
Bahasa Daerah Kalimantan Barat
Masyarakat Kalimantan Barat yang terdiri atas beragam suku bangsa
memiliki bermacam-macam bahasa daerah. Jumlah bahasa daerah yang
berkembang di Kalimantan Barat diperkirakan berjumlah 164 bahasa yang
merupakan ragam bahasa suku Dayak dan Melayu. Keragaman ini memunculkan
hipotesa para ahli bahwa Kalimantan Barat merupakan ssumber penyebaran
bahasa melayu di Asia Tenggara karena bahasa-bahasa tersebut memiliki
kemiripan dengan bahasa melayu.
Suku Dayak memiliki banyak subsuku sehingga bahasa daerahnya pun sangat
banyak mencapai ratusan. Contoh ragam bahasa daerah suku Dayak
diantaranya Bekati, Selako, Lara, Kendayan, Melayu Dayak, Benyadu,
Sara, Ribun, Kembayan, Djongkang, Mualang, Iban, Seberuang, Taman,
Mendalam Kayan, Kereha-Uheng, Hovongan, Embaloh, Dohoi, aoheng,
Keninjal, dan Semandang. Sayangnya, meurut penelitian sebagian
bahasa daerah suku dayak tersebut terancam punah. Ditengarai terdapat
sekitar 26 jenis bahasa Dayak yang terancam punah diantaranya bahasa Bekat, Punan, Kayaan, Sungkung dan Konyeh. Penuturan bahasa-bahasa tersebut jumlahnya tidak sampai 100.000 orang lagi sehingga dikategorikan terancam punah.
Suku Melayu juga memiliki ragam bahasa yang cukup banyak dan penamaannya mengikuti daerah suku tersebut tinggal. Misalnya, bahasa Melayu Sambas, Pontianak, Mempawah, Landak, dan Ketapang.
Bahasa Melayu di Kalimantan Barat terdiri atas beberapa macam dialek.
Dialek yang lazim diantaranya dialek Pontianak, Sambas, Landak
(Ngabang), dan Ketapang.
Arsitektur Tradisional Daerah Kalimantan Barat
Salah satu rumah tradisional Suku Melayu di Kalimantan Barat ditunjukkan dari bentuk istana Kadriah.
Bangunan ini sampai sekarang masih terawat dengan baik. Istana Kadriah
merupakan tempat tinggal bagi para sultan dan keluarganya. Istana
Kadriah dibangun pada tahun 1771 M. Bangunan ini hampir semuanya terbuat
dari bahan kayu.
Rumah tradisional Dayak disebut betang atau rumah panjang.
Model rumah betang menjadi identitas arsitektur tradisional khas
Kalimantan Barat. Rumah betang biasanya berada di hulu sungai yang
menjadi pusat permukiman orang dayak.
Selain rumah tempat tinggal, suku dayak juga memiliki bangunan suci, disebut ulambu.
Bangunan ulambu berbentuk kecil dan agak jauh dari rumah betang, yaitu
berada di tengah hutan. Bagi orang Dayak, ulambu berguna sebagai tempat
menyimpan mayat. Namun sebelum ditempatkan dalam ulambu, mayat
dimasukkan ke dalam peti yang disebut lungun. Di dekat ulambu terdapat
tonggak dari kayu belian yang berukiran motif manusia pada keempat
sisinya. Tonggak tersebut disebut sandong dan boras. Gunanya untuk tempat mengubur tengkorak dari tulang belulang manusia yang telah mati.
Pakaian Tradisional Daerah Kalimantan Barat
Masyarakat Melayu Kalimantan Barat yang umumnya tinggal di wilayah
pesisir memiliki corak pakaian yang berbeda dengan suku Dayak di
pedalaman. Pakaian tradisional sehari-hari masyarakat melayu disebut
baju telok belanga, sarung dan baju kurung. Selain itu masyarakat melayu
juga memliki baju adat yang dipakai saat upacara perkawinan.
Pakaian suku Dayak bermacam-macam. Zaman dahulu kain pakaian berasal dari kulit kayu yang disebut kulit kapuak.
Pakaian dari kulit kapuak ini biasanya berupa rompi dan rok bawahan.
Rompi ini dipakai pria dan perempuan. Rok bawahan untuk laki-laki yang
disebut kotib ayam, dan untuk perempuan disebut ouwik kbok.
Pakaian adat laki-laki Dayak disebut king baba dan untuk perempuan disebut king bibinge.
Suku Dayak taman juga memiliki pakaian untuk keperluan adat. Misalnya,
pakaian yang dikenakan dalam acara perkawinan. Ada dua macam pakaian
dalam upacara perkawinan yaitu, baju burai king burai yang dikenakan oleh mempelai pengantin, dan baju manik king manik dikenakan oleh pendamping pengantin.
Penjelasan lengkapnya silahkan klik Pakaian Adat Kalimantan Barat Lengkap, Gambar dan Penjelasannya
Senjata Tradisional Daerah Kalimantan Barat
Senjata- senjata tradisiopnal suku Dayak Kalimantan Barat antara lain mandau, perisai, sumpit, tombak, dan sabit. Adapun yang meruipakan senjata khas daerah ini adalah mandau. Dahulu mandau selalu dikaitkan dengan budaya mengayau(memenggal
kepala musuh pada saat peperangan) dikalangan masyarakat dayak. Adanya
tradisi mengayau memunculkan kepercayaan bahwa semakin sering digunakan
untuk mengayau, mandau makin keramat. Pemiliknya semakin sakti dan
memiliki status sosial yang tinggi. Namun semakin hilang dan terkikisnya
tradisi mengayau, anggapan ini juga semakin terkikis.
Biasanya mandau terdiri atas ulu (pegangan), sarung dan bilah.
Ulu terbuat dari kayu pilihan dan diberi hiasan, diantaranya berupa
jumbai-jumbai rambut manusia yang diambil dari kepala yang sudah
dikayau. Sementara itu, sarungnya terbuat dari kayu yang juga dihias
dengan beragam hiasan,diantaranya manik-manik dan bulu burung. Pada
sarung ini diselipkan anak mandau berupa pisau pengerat kecil yang
bertangkai panjang.
Pembahasan lengkapnya silahkan klik Senjata Tradisional Suku Dayak Kalimantan Lengkap, Gambar dan Penjelasannya
Kesenian Tradisional Daerah Kalimantan Barat
Corak kesenian Kalimantan Barat beragam dengan nuansa Dayak, Melayu,
Tionghoa, maupun suku-suku yang lainnya. Secara garis besar kita dapat
mengkajinya dalam khazanah seni tari, musik, sastra, dan kerajinan
tradisional.
Tarian Daerah Kalimantan Barat
Tarian Daerah Kalimantan Barat
No | Asal Suku Daerah | Nama Tarian Tradisional Daerah |
1
| Suku Dayak |
Tari Monong, Tari Suno/ Tari Perang.
|
2
|
Suku Melayu
|
Tari Jepin, Radat Rambas, Tandak Sambas
|
3
|
Suku Tionghoa
|
Tari Barongsai.
|
Musik Tradisional Daerah Kalimantan Barat
Bentuk alat musik di Kalimantan Barat bermacam-macam. Hal ini tergantung
jenis tarian dan musik yang akan dimainkan. Biasanya suku melayu
menggunakan alat musik seperti gambus, ketipung, dan rebana/ tar. Suku
Dayak umumnya menggunakan alat tabuhan dari atas tawak-tawak, yaitu
gong, gendang, kenongan, dan bondi.
Suku Melayu di Kalimantan Barat memiliki musik yang cukup terkenal yaitu
Tanjidor dan Hadrah. Tanjidor ini mirip dengan kesenian serupa dari
Suku Betawi di Jakarta. Kesenian ini mendapat pengaruh dari kesenian
Portugis. Tanjidor, seni musik dari masyarakat Sambas. Adapun hadrah
merupakan kesenian Melayu Sambas. Kesenian hadrah berupa syair dengan
iringan alat musik rebana/ tar. Hadrah berasal dari daerah Sungai Piyuh,
Mempawah. Hingga kini Hadrah masih tetap dimainkan setiap malam jumat
secara berpindah-pindah dari rumah warga.
Kerajinan Tradisional Daerah Kalimantan Barat
Kerajinan tradisional yang terkenal dari Kalimantan Barat beragam,
diantaranya kerajinan tenun dan manik-manik suku Dayak, kerajinan tenun
dari Kabupaten Sambas, dan kerajinan keramik dari Singkawang. Seni
memenun telah ada dalam masyarakat Dayak sejak dahulu. Anak suku Dayak
yang terkenal dengan seni menenun adalah suku Dayak Desa, Kab. Sintang
dan Suku Iban di Kab. Kapuas Hulu. Kain tenun tradisional ini disebut
tenun ikat. Kerajinan tenun ikat menghasilkan barang seperti selendang,
kain, dan kumbu.
Selain itu, suku Dayak memiliki kerajinan manik-manik yang terkenal.
Misalnya, kerajinan manik-manik suku Dayak Taman di Kab. Kapuas Hulu.
Umumnya anyaman manik-manik ini bermotif khas suku Dayak Taman, yang
disebut Jung. Bahan manik-manik ada yang dari keramik atau plastik.
Kain tenun Sambas atau lebih dikenal dengan kain sambas adalah hasil
kerajinan tangan terampil warga Kab. Sambas. Para pengrajin kain
tradisional ini dapat ditemui hampir diseluruh desa. Misalnya, Desa
Pandawan, Desa Manggis, dan Semberang. Kain Sambas terbuat dari benang
katun, rayon dan emas. Setelah berwujud kain dapat digunakan untuk
membuat beragam bentuk pakaian, peci, dan hiasan dinding. Selain Sambas,
pengrajin kain tradisional terdapat pula di Pontianak, Sintang, dan
Kapuas Hulu.
Kabupaten Singkawang adalah salah satu daerah penghasil keramik sejak
dahulu. Penjualan keramik Singkawang di sekitar Kalimantan hingga ke
negara Singapura, Malaysia dan beberapa negara lainnya. Pembuatan
keramik di Singkawang terdapat di desa Sakok, Kab. Singkawang.
Upacara Tradisional Daerah Kalimantan Barat
Secara umum, upacara adat dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu
upacara adat yang berhubungan dengan daur hidup dan upacara adat yang
menyangkut hajat atau kepentingan orang banyak. Upacara adat yang
berhubungan dengan daur hidup misalnya, kelahiran, perkawinan, dan
kematian. Masyarakat Kalimantan Barat mengenal jenis upacara ini.
Misalnya pada masyarakat Dayak Kantuk yang memiliki adat bepekat,
betunang, dan saump pada acara perkawinan. Kemudian juga masyarakat
melayu yang mengenal upacara adat kematian pada hari ke-3, 7, 15, 40,
100, dan setiap ulang tahun selama beberapa kali yang terkenal dengan
istilah mengeluarkan hol.
Adapun jenis upacaraadat yang kedua cukup banyak contohnya pada
masyarakat Kalimantan Barat. Pada suku Dayak dikenal dengan naik sango
dan gawai dayak. Naik sango merupakan upacara setelah panen padi dan
sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat dayak akan hasil ladang yang
diperoleh.
Pada masyarakat Melayu di Pontianak pada bulan puasa menjelang lebaran
menyelenggarakan festival meriam karbit. Pada saat itu masyarakat yang
bermukim di sekitar tepian sungai kapuas saling berhadapan dan
membunyikan meriam karbit secara bersahutan. Perayaan ini kemudian
dilanjutkan dengan festival kariang bandong.
Masyarakat Melayu di Kabupaten Mempawah menyelanggarakan robok-robok
yang berlokasi di muara sungai Mempawah. Intinya dari robok-robok adalah
tolak bala yang dilakukan kerajaan Amantubillah di sungai Mempawah.
Sedangkan pada masyarakat Tionghoa di Kalimantan Barat terutama
Singkawang, Pontianak, Sungai Piyuh merayakan imlek dan cap go meh. Saat
merayakan kedua acara tersebut, diselenggarakan pesta hiburan rakyat
yang didominasi dengan festival naga dan barongsai.
Makanan Tradisional Daerah Kalimantan Barat
Pontianak memang terkenal dengan bingke. Kudapan ini seakan-akan menjadi
trademark bagi wilayah ini. Sebenarnya, terdapat bermacam-macam jenis
kudapan lain yang tidak kalah dengan bingke. Misalnya lempok, pisang
goreng,krispi, talas goreng, hay keng, manisan kering, aneka kerupuk,
dan keripik ikan.
Makanan tradisional yang berupa makanan tidak kalah beragamnya dengan
jenis panganannya. Jenis makanan yang kondang antara lain bubur pedas,
bubur ikan, bakmi udang, yam mie, kepiting asam manis, udang galah
goreng mentega, ikan patin asam pedas, lodeh jantung pisang, tumis
pakis, pacri nenas, sambal terong pipit, mencalok, dan masakan-masakan
lain yang jumlahnya cukup banyak.
Demikian pembahasan tentang "Mengenal Kebudayaan Daerah Kalimantan Barat" yang dapat kami sajikan. Artikel ini dikutip dari buku "Selayang Pandang Kalimantan Barat: Iswanto". Baca juga artikel kebudayaan daerah di Indonesia lainnya di situs SeniBudayaku.com.
Pembahasan lengkapnya silahkan klik Makanan Khas Kalimantan Barat Lengkap Penjelasannya
Demikian pembahasan tentang "Mengenal Kebudayaan Daerah Kalimantan Barat" yang dapat kami sajikan. Artikel ini dikutip dari buku "Selayang Pandang Kalimantan Barat: Iswanto". Baca juga artikel kebudayaan daerah di Indonesia lainnya di situs SeniBudayaku.com.
Share this post
0 Response to "Mengenal Kebudayaan Daerah Kalimantan Barat"